Exchange Ideas , Share Knowledges

Tentang Emosi

Selama ini mungkin saja, banyak yang belum menyadari atau memahami makna emosi. Kita lebih menangkap pengertian emosi dari makna konvensional. Sehingga emosi dianggap sebagai lambang kelemahan, bahkan tidak boleh ada di dalam kehidupan sehari-hari, harus dihindari, dan merugikan. Kita cenderung menghindari orang yang emosional, hanya pikiran yang diperhatikan dan menggunakan kata-kata tanpa emosi. Tidak hanya itu, emosi juga dikatakan menggangu penilaian yang baik, tanda kerentanan, menghalangi penalaran, menghambat kontrol.

Mungkin kita sudah sama-sama tahu, bahwa otak kita terdiri dari otak kiri dan kanan. Otak kiri sering disebut otak berpikir, sedangkan otak kanan disebut otak untuk merasakan (emosi).

Kalau kita kaji tentang otak perasa, kita dapat mengaturnya dengan:
  • Belajar mengidentifikasai apa biasanya yang memicu emosi kita dan respon apa yang bisa kita berikan. 
  • Belajar dari kesalahan, belajar membedakan segala hal di sekitar kita yang dapat memberikan pengaruh dengan yang tidak memberikan pengaruh pada diri kita. 
  • Belajar selalu bertanggung jawab terhadap setiap tindakan kita. 
  • Belajar mencari kebenaran, belajar memanfaatkan waktu secara maksimal menyelesaikan masalah. 
  • Belajar menggunakan kekuatan sekaligus kerendahan hati. 
Keselarasan, sangat terkait dengan pemberdayaan kita. Dengannya, kita relatif bisa mengontrol diri dan menggunakan akal sehat. Keselarasan itu tidak akan terwujud kalau kita masih juga memegang teguh sifat mementingkan diri sendiri.

Intuisi yang tajam akan menunjukkan sesuatu itu terjadi, sedangkan zikir dalam hati akan membuat sesuatu terjadi.

Yuk, kita coba latihan melakukan hal-hal berikut:
  • Melatih diri untuk berpikir divergen atau menyebar, yaitu mencoba berpikir dari berbagai sudut pandang. Tiap orang memiliki motif melakukan sesuatu. Kalau kita memahami motif orang melakukan sesuatu, meskipun itu yang tidak kita sukai, kita akan bijak dan pemaaf, pemaklum. Jangan lupa sukai humor. 
  • Aktifkan kemampuan bawah sadar misalnya: pejamkan mata saat menerima pelajaran atau mendengarkan radio sambil pejamkan mata tetapi tidak tidur. 
  • Bisa lewat pendekatan religius. Yang kualami sendiri misalnya melakukan zikir, mengingat Sang Pencipta dalam hati. Zikir dalam hati dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Cara lain yaitu dengan shalat malam atau tahajjud dan shalat meminta petunjuk atau istikharah. Puasa juga mencerdaskan otak kanan. 
Dengan otak kanan perasa yang cerdas, kita akan lebih sabar dan tabah di dalam setiap menghadapi berbagai cobaan hidup. Kita akan lebih merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang kita lakukan.

Seorang yang kurang cerdas secara emosi cenderung reaktif menghadapi keadaan, panik jika sesuatu tidak sesuai yang diharapkan. Padahal sebenarnya tidak ada garansi atau jaminan yang hakiki dalam hidup ini. Segala sesuatu dapat terjadi mendadak. Dan setiap kita harus bisa mengambil sikap yang tepat agar tetap survive, caranya dengan proaktif.

Seorang yang cerdas emosi adalah orang-orang yang proaktif menghadapi situasi. Menjadi proaktif adalah sesuatu yang lebih dari sekedar mengambil inisiatif. Proaktif berarti menyadari bahwa kita bertanggung jawab terhadap pilihan-pilihan kita dan memiliki kebebasan untuk memilih berdasarkan prinsip dan nilai, dan bukan berdasarkan suasana hati atau kondisi di sekitar kita. Orang-orang yang proaktif adalah agen-agen perubahan, dan memilih untuk tidak menjadi korban, untuk tidak menjadi reaktif; mereka memilih untuk tidak menyalahkan orang lain.
Tag : Soul
0 Komentar untuk "Tentang Emosi"

Back To Top